Palembang Social Project adalah sebuah komunitas yang
terbentuk berdasarkan kepedulian dan kemauan untuk berbagi serta keinginan
untuk mengeksplore lingkungan sekitar. Dibentuk oleh pemuda-pemuda yang
memiliki kesamaan visi, namun dengan latar belakang yang berbeda, lahirlah PSP
pada Minggu,14 Desember 2014 . Awalnya, PSP didirikan untuk mengisi waktu
kosong karena libur kuliah yang kebanyakan sedang dilalui dengan bosan oleh
para prajurit PSP sendiri. Namun, lambat laun mereka baru menyadari dan
menemukan makna sesungguhnya dari komunitas ini. Tidak seperti komunitas pada
umumnya yang biasa memiliki seorang ketua, maka tidak dengan PSP. Satu-satunya
jabatan yang dilegalkan dalam PSP adalah bendahara, yang dipegang oleh
Desmalinda. Para prajurit PSP berkomitmen sejak awal pembentukan untuk tidak
memiliki ketua di antara mereka. Mereka memutuskan untuk memimpin dan me-manage diri mereka sendiri dan
bersama-sama bertanggung jawab untuk mengingatkan apabila ada prajurit yang lalai
atau melakukan kesalahan.
Pada hari yang sama dengan pembentukan, hari itupun para
personil merancang first project yang
ditargetkan akan dieksekusi pada awal bulan Januari 2015. Maka, resmilah untuk first project PSP, akan beramal melalui
sumbangan untuk anak-anak di panti asuhan. Mulai mengumpulkan buku dan pakaian
bekas dari official member PSP hingga
“menggaet” relawan dan donatur lain di luar komunitas, PSP bertekad
menyukseskan first project ini.
Komik, majalah, novel, buku cerita dan buku pelajaran sudah terkumpul dan siap untuk dijual demi mengumpulkan dana.
Selain itu, beberapa prajurit PSP membuat berbagai macam handmade, seperti bros dan gantungan kunci untuk menambah
penghasilan penjualan. Semuanya hampir dipukul rata dengan harga lima ribu
rupiah untuk setiap item barang.
Dengan berbekal tekad dan keyakinan, setiap hari Kamis dan
Minggu, para prajurit PSP mulai menjual buku dan karya handmade untuk mgumpulkan dana. Hari Kamis, ditargetkan untuk
berjualan di sekitar area Benteng Kuto Besak(BKB). Penjualan dimulai setelah
pelaksanaan sholat Ashar, karena para pengunjung mulai berdatangan ke BKB untuk
menghabiskan waktu senggang bersama teman dan keluarga tercinta. Sedangkan pada
hari Minggu, pukul setengah 6 , para prajurit PSP sudah standby di Kambang Iwak(KI). Tempat ini sudah dipenuhi dengan para
pedangang dan orang-orang yang melepas penat bekerja dengan jogging santai pada Minggu pagi. Tak ketinggalan beberapa
komunitas lain juga ikut memenuhi tempat strategis ini.
Para prajurit PSP segera berbagi tugas untuk memaksimalkan
pengumpulan dana. Beberapa orang menjaga lapak tempat berjualan serta beberapa
lagi berkeliling sambil membawa beberapa buku dan karya handmade untuk ditawarkan kepada para pengunjung. Hari menjelang
siang dan para pengunjung Kambang Iwak sudah berkurang. Para prajurit PSP
mengemasi barang-barang yang mereka jual dan berdiskusi sejenak untuk
menentukan langkah selanjutnya.
Proses pengumpulan dana ini berlangsung selama dua minggu
lebih, mulai Kamis, 18 Desember 2014 hingga 1 Januari 2015. Alhamdulillah,
setelah perjuangan mengumpulkan buku dan pembuatan karya-karya kerajinan tangan
tersebut serta promosi terus-menerus, baik langsung maupun melalui media
social, seperti BBM, Line, Twitter,
Facebook maupun SMS untuk menarik
donator, para prajurit PSP dapat memenuhi target dana.
Eksekusi dilaksanakan pada 4 Januari 2015 dengan target panti asuhan di daerah
Seduduk Putih, belakang Palembang Trade Center(PTC), yaitu Panti Asuhan Cahaya
Ummi. Pukul 11.00 para prajurit berkumpul di rumah Rafiniati, setelah sehari
sebelumnya mengumpulkan semua sembako, buku dan pakaian layak pakai disana.
Setelah sholat Zuhur, para prajurit PSP langsung menuju ke lapangan eksekusi,
Panti Asuhan Cahaya Ummi. Beberapa anak-anak disana sedang bermain dengan
gembira saat kedatangan mereka. Ibu pengurus panti menyambut kedatngan mereka
dengan gembira. Waktu menunjukkan pukul 1 siang saat Rizki Triandani dan
Rafiniati memandu acara formal. Lalu, acara mulai mengalir begitu saja. Kata
sambutan dari pihak Palembang Social Project yang diwakilkan oleh Muhammad
Aldiansyah, kata sambutan dari pihak panti asuhan, penyerahan secara simbolis
oleh Siti Nadhilah Febrianti, kemudian ditutup dengan doa oleh Muhammad Idris
Idul Putra.
Setelah acara formal yang lumayan menegangkan urat-urat
syaraf, acara beralih ke acara informal yang dimulai dengan perkenlaan para
prajurit PSP. Di sini mulai terlihat dan
terjain kebersamaan antara mereka dengan anak-anak panti asuhan. Setelah
itu, permainan gitar akustik oleh Kak Razin dan Kak Halim disambut tepuk tangan
yang meriah dari seluruh anak-anak panti. Tak ketinggalan setelah itu mereka
mengiringi semua yang hadir untuk bersama-sama menyanyikan sebuah lagu berjudu
“Laskar Pelangi”.
Suasana semakin seru dan meriah ketika memasuki sesi games. Beberapa permainan ringan dan
menyenangkan disiapkan para prajurit PSP untuk dimainkan bersama anak-anak
panti. Mulai dari permainan kata berantai, tebak kata, pertanyaan-pertanyaan
ringan serta permainan konsentrasi angka. Sepanjang permainan diikuti teriakan
gembira, tawa dan luapan kebahagian, baik dari prajurit PSP sendiri hingga
anak-anak panti asuhan Cahaya Ummi.
Acara siang menjelang sore hari itu ditutup dengan penulisan
dan penempelan kertas berisi impian dan cita-cita dari semuanya. Beberapa anak panti
asuhan dengan wajah lugu dan kegembiraan yang masih kental melekat, memberanikan diri untuk
menyampaikan kesan dan pesan mereka untuk acara pada hari itu.
Acara amal, acara dan kegiatan pertama Palembang Social
Project berjalan dengan sempurna. Semuanya berjalan dengan lancar dan
diharapkan membawa kebahagiaan bagi semua partisipan. Dan pada akhirnya, semua
prajurit PSP berharap kegiatan ini adalah batu pijakan untuk menghasilkan
project-project selanjutnya yang lebih bermanfaat dan membawa lebih banyak
kebahagiaan bagi orang lain.(RNRaa)