Hai sobat PSP!!
kali ini mimin mau sharing tentang valentine’s day menurut sudut pandang islam. Tanggal 14 februari sebagian penduduk dunia (terutama di bagian barat) merayakan hari kasih sayang atau valentine’s day. Perayaan yang didominasi oleh kalangan remaja ini biasanya memberikan hadiah kepada yang terkasih berupa coklat, boneka, bunga, atau yang semacamnyalah hehehe…
kali ini mimin mau sharing tentang valentine’s day menurut sudut pandang islam. Tanggal 14 februari sebagian penduduk dunia (terutama di bagian barat) merayakan hari kasih sayang atau valentine’s day. Perayaan yang didominasi oleh kalangan remaja ini biasanya memberikan hadiah kepada yang terkasih berupa coklat, boneka, bunga, atau yang semacamnyalah hehehe…
Tapi pada tau gak bro sist valentine’s day itu asal-usulnya
darimana? Nih ya mimin bagi tau. Check this out!!
Ada banyak versi mengenai sejarah hari valentine ini, yang
paling popular adalah kisah dari Santo Valentinus yaitu seorang pastur
terkemuka pada masa Kaisar Claudius II yang
konon meninggal pada tanggal 14 februari 269 M.
Menurut versi Yunani kuno, dimana menurut tarikh kalender
Athena kuno, pertengahan bulan januari sampai pertengahan bulan februari (bulan
Gamelion) dikenal dengan periode cinta dan kesuburan. dimana mereka
menjadikannya sebagai hari penghormatan terhadap pernikahan dewa mereka, yaitu
Dewa Zeus dengan Dewi Hera.
Di
zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 februari akan melakukan ritual
penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing
kepada sang dewa. Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di
jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan
menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk
disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing
tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Pada hari itu, para
pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu
setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke
luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan
menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya. Keesokan harinya, 15 februari,
mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan
serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda mencambuk gadis-gadis dengan
kulit binatang. Para perempuan itu berebutan untuk bisa mendapat cambukan
karena menganggap bahwa kian banyak mendapat cambukan maka mereka akan bertambah
cantik dan subur.
Namun
setelah agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme
ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti
nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya
adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Agar lebih mendekatkan lagi
pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno
ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk
menghormati Santo Valentine. Barulah berabad-abad setelahnya hari valentine
dipermanis dan dicampur-adukan dengan kepentingan komersial seperti sekarang
ini.
Di
Amerika, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah
tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts.
Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar. Mr.
Howland mendapat ilham untuk memproduksi kartu di Amerika dari sebuah kartu
Valentine Inggris yang ia terima. Upayanya ini kemudian diikuti oleh pengusaha-pengusaha
lainnya hingga kini.
Sejak
tahun 2001, The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) tiap tahun
mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card
Visionary" kepada perusahaan pencetak kartu terbaik. The Greeting
Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia, sekitar satu milyar
kartu Valentine dikirimkan per tahun.
Di
Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine
sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Ini
membuat perayaan Valentine di sana lebih bersifat “dating” yang sering di
akhiri dengan tidur bersama (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih
sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak
disertai kontak fisik. Inilah sesungguhnya esensi dari Valentine’s Day.
Perayaan
Valentine’s Day di negara-negara barat umumnya dipersepsikan sebagai hari di
mana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja, sesuatu yang lumrah di
negara-negara barat, sepanjang malam itu. Malah di berbagai hotel
diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang
diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ini yang dianggap wajar, belum lagi
party-party yang lebih bersifat tertutup dan menjijikan. Na’udzubillahi mindzaliq…
Seiring
berjalannya waktu, hari valentine kian berkembang ditambah dengan promosi
besar-besaran di berbagai media seperti televisi, majalah, koran, internet dan
buku-buku, membuat budaya valentine’s day yang notabenenya berasal dari legenda
kini menjadi mendunia, yang begitu dipuja dan dinanti para kawula muda.
Seperti
hadist Rasulullah SAW “Barang siapa yang mengikuti suatu kaum maka dia termasuk
kaum tersebut” H.R. Tirmidzi. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk menghentikan
tradisi paganisme ini, mulai dari diri sendiri atau mengajak teman dan kerabat
untuk lebih berpikir kritis dalam budaya yang tidak jelas asal-usulnya. Budaya
barat kerap menjadi primadona dan kiblat trend remaja Indonesia saat ini, dan
hal itu semakin memudahkan “mereka” untuk mendoktrin pola pikir remaja saat
ini, lalu kita mulai terbiasa dan membudayalah tradisi yang dulu kita anti
untuk melakukannya dan kini justru menjadi hal yang wajib kita lakukan. Yang
paling parah adalah jika sudah terkait dengan akidah agama islam, serta bisa
menimbulkan boomerang antar agama dan menjalar ke bidang lainnya seperti
ekonomi, politik, sosial dan korbannya adalah masa depan generasi penerus
bangsa…
Yang
terpenting dari semua ini adalah bentengi diri ini dengan iman terhadap Allah
SWT dan ajaran rasul-rasul-Nya. Kita adalah generasi akhir zaman, bawalah dan
sebarkanlah ajaran agama yang haq ini. Say “I’m a Moslem and I’m not celebrating of
Valentine’s Day”. (dedess03)
0 komentar:
Posting Komentar